Monday, January 26, 2009

kutunggu dudamu

Tadi siang ketika gue mau pergi ke PS sama emake dan bapake, gue ngeliat sebuah mobil pertamina yang mengangkut minyak (tentu saja ngangkut minyak, masak mengangkut saya?) yang amat sangat berdebu.

ya, berdebu

yaudah sih biarin aja bedebu, emang males nyuci kali orangnya. Akan tetapi, bukan itu yang saya permasalahkan disini... Di balik debu itu, saya menemukan suatu hal yang menarik perhatian saya.

awalnya gue ngga terlalu memperdulikan akan goresan-goresan tipis yang terdapat pada debu mobil itu. Tetapi lama kelamaan dilihat goresan debu itu amat mengganggu pikiran.

'08151986xxx'

coba saja masukan angka-angka itu di hempon lalu tekan tombol ijo. Nantinya akan tersambung kepada seorang pujangga hati

(tidak, terima kasih. Saya tidak bermaksud mencobanya)

lalu, sedikit ke atas dari angka-angka yang berderet itu terdapat kalimat

"KAMPUNGAN LO! NORAK"

saya mengumpat dalam hati, ini maksudnye yang kampungan tu yang nulis disitu apa yang ngembaca tulisan itu yak? Ah, sudahlah tak usah dipusingkan, hanya dia dan Tuhan yang tahu jawabannya

kemudian saya lanjutkan melihat, sedikit di atasnya lagi. gue melihat kalimat yang sangat memilukan hati ini

"CINTAMU TAK SEMAHAL MINYAK YANG KUBAWA INI"

oh, sungguh romantis sekali abang pertamina ini, hati perempuan mana yang tak luluh di rayu dengan kalimat tersebut. Pas gue ngeliat abang supirnya, doi lagi ngerokok dengan gaya khas abang supir (temen sebelahnya si lagi molor kali dengan kaki ngengkang ke dashboard), pandangan lurus kedepan (kalo ngeliat belakang entar nabrak soalnya), mungkin saja dia merenungi, melamuni, membayangi sang kekasih yang sudah lama tak dijumpainya karena tuntutan pekerjaan. Oh, abang supir minyak pertamina, hidup ini memanglah keras, tapi hatimu sungguh sangatlah lembut, you are so swit, bang..

No comments: